Jumat, 22 April 2011

DANAU KELIMUTU




Danau tiga warna Kelimutu yang terletak di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT),dimana keindahan alam dan panoramanya pasti akan membuat anda ketagihan datang ke Danau Kelimutu atau Danau Tiga Warna dan yang lebih mengagumkan lagi, danau ini terkenal memiliki tiga warna.

Danau Kelimutu merupakan danau yang menyimpan banyak cerita dan misteri.
Danau ini dikenal dengan tiga warna, yaitu merah, biru, dan putih. Walaupun begitu, warna-warna tersebut selalu berubah-ubah seiring dengan perjalanan waktu. Sekarang saja, dua warna dari ketiga danau itu adalah cokelat, sedangkan yang lain adalah hijau.
Kelimutu merupakan gabungan kata dari “Keli” yang berarti gunung dan kata “Mutu” yang berarti mendidih. Menurut kepercayaan penduduk setempat, warna-warna pada Danau Kelimutu memiliki arti masing-masing dan memiliki kekuatan alam yang sangat dahsyat.
Danau Kelimutu berada pada ketinggian 1.631 meter dari permukaan laut ini terletak di puncak Gunung (Kelimutu). Danau ini pun masuk dalam rangkaian Taman  Nasional Kelimutu.
Berbagai macam flora  yang dapat ditemui di sekitar danau antara lain Kesambi (Schleichera oleosa), Cemara (Casuarina equisetifolia) dan bunga abadi Edelweiss. Sedangkan fauna yang ada di sekitar danau, antara lain Rusa (Cervus timorensis), Babi hutan (Sus sp.), Ayam hutan (Gallus  gallus) dan Elang (Elanus sp.)
Danau atau Tiwu Kelimutu di bagi atas tiga bagian yang sesuai dengan warna – warna yang ada di dalam danau. Danau berwarna biru atau “Tiwu Nuwa Muri Koo Fai” merupakan tempat berkumpulnya jiwa-jiwa muda-mudi yang telah meninggal. Danau yang berwarna merah atau “Tiwu Ata Polo” merupakan tempat berkumpulnya jiwa-jiwa orang yang telah meninggal dan selama ia hidup selalu melakukan kejahatan/tenung. Sedangkan danau berwarna putih atau “Tiwu Ata Mbupu” merupakan tempat berkumpulnya jiwa-jiwa orang tua yang telah meninggal.
Danau Kelimutu yang mempunyai tiga kubangan raksasa. Masing-masing kubangan mempunyai warna  air yang selalu berubah tiap tahunnya. Air di salah satu tiga kubangan berwarna  merah dan dapat menjadi hijau tua serta merah hati, di kubangan lainnya berwarna  hijau tua menjadi hijau muda, dan di kubangan ketiga berwarna coklat kehitaman  menjadi biru langit.

Namun pada 20 Oktober 2009 lalu, Danau tiga warna Kelimutu, kini berubah menjadi satu warna, yakni hijau, dari warna aslinya merah, putih dan biru. Hal ini pun menggeparkan warga yang tinggal di sekitar Danau Kelimutu yang meyakini bahwa perubahan warna air Danau sebagai tanda akan terjadi perubahan alam yang luar biasa yang harus diwaspadai.
Seluruh warga mengalami kecemasan dengan perubahan warna Danau tersebut. Keyakinan ini didasari pengalaman pada 1992, seiring dengan perubahan warna danau tersebut, terjadi gempa bumi yang mengguncang Pulau Flores yang menelan banyak korban jiwa. Perubahan warna danau ini pernah terjadi sebelumnya dan secara mendadak.
Dari tiga danau tersebut, danau yang berwarna biru, jarang berubah warna, sehingga kekhawatiran bakal terjadi bencana yang menelan korban jiwa. Kekhawatiran akan terjadi bencana ini, bukan saja terjadi di wilayah Pulau Flores, tapi Indonesia. Sebab, keajaiban dunia ini ada di Indonesia. Seiring perubahan warna danau tersebut pada lima hari lalu, tambah dia, terjadi gempa yang mengguncang Saumlaki, sehingga perlu diwaspadai adanya peristiwa selanjutnya.
Secara adminitratif, Danau Kelimutu berada pada 3 kecamatan, yakni Kecamatan Detsuko,  Kecamatan Wolowaru dan Kecamatan Ndona, ketiganya berada di bawah naungan Kabupaten  Dati II Ende, Propinsi Nusa Tenggara Timur.
Karena menjadi  salah satu objek wisata andalan bagi pemerintah setempat, maka akomodasi di  sekitar danau cukup diperhatikan. Terdapat pondok  jaga, shelter berteduh untuk  pengunjung, MCK, kapasitas lahan parkir yang mampu menampung sekitar 20 mobil, serta beberapa losmen kecil bagi para wisatawan yang hendak menginap.
Namun sampai saat ini, Danau kelimutu tetap menjadi tempat wisata yang menarik dan banyak dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun luar negeri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar